Thursday, December 15, 2011

If You Want to be Success, Don't Go to School..!!!

Komunitas AYAH EDY

APA YA...KIRA2 JUDUL YG TEPAT YA UNTUK TULISAN INI....?

Satu ketika ada seorang ibu yg bertanya pada sy begini....: “Ayah saya dengar anak ayah home schooling ya... wah pasti repot ya, sudah jadi pembicara masih sempat juga menghomescholingkan anak...?”

”Padahal pelajaran sekolah anak kan bukan main banyaknya, SD saja ada 16 mata pelajaran lho..ayah...!!!”

"Oh... kalo saya sama sekali tidak merasa repot atau di repotkan, karena pelajaran bagi anak saya cuma 2 saja; yang pertama BERMAIN KREATIF APA SAJA SESUAI IMAGINASINYA dan yang kedua: MENGETAHUI YANG SALAH DAN YG BENAR, DAN BAGAIMANA TETAP HIDUP BENAR DI LINGKUNGAN YG SALAH."

Ibu itu tiba2 saja, kaget dengan jawaban saya, Speechless tertegun memandangi saya, setengah tidak percaya dengan apa yg baru saja saya ucapkan padanya. Entah apa yg ada di pikirannya.

Rupanya ibu ini masih berpikir bahwa HOME SCHOOLING ITU ADALAH MEMINDAHKAN SEKOLAH KE RUMAH, padahal sejarah Home Schooling Lahir adalah karena sebuah bentuk KETIDAK PERCAYAAN PARA ORANG TUA DI EROPA TERHADAP SISTEM SEKOLAH YG ADA SAAT ITU (sekitar tahun 80-90 an)

Tapi sesungguhnya itulah bagian terpenting dari proses pembelajaran hidup bagi anak kita berdasarkan hampir semua kisah2 orang sukses, yakni MENGETAHUI DENGAN PASTI MANA YG SALAH DAN MANA YG BENAR DAN BAGAIMANA TETAP BENAR MESKIPUN BERADA DI LINGKUNGAN YG SALAH.

Ajaran yg kedua ini sy kutip dari seorang Sufi yg berasal dari Turki. dan menurut sejarah ajaran inilah yg telah membuat sebuah bangsa dan peradaban mengalami MASA KE EMASANNYA.

Tapi sayangnya justru dari 16 mata pelajaran yg di wajibkan pada anak kita di sekolah.... justru tidak ada yg mengajarkan anak untuk bermain; sehingga mayoritas kita hidup seperti ROBOT, sangat serius, tidak memiliki rasa humor, gampang stress, gampang tersinggung dan gampang marah....dan pada akhirnya tentu saja akan berteman akrab dengan berbagai macam penyakit mulai dari Migrain, Maag, Insomnia hingga Hipertensi dsb.

Sungguh.., 16 mata pelajaran yg telah menghasilkan generasi dan masyarakat yg rusak !!!

Persis hasilnya seperti yg kita lihat pada masyarakat Indonesia saat ini, maka larislah dan menjamurlah apotik2 di hampir setiap kota dan pelosok daerah untuk memasok obat2an bagi generasi yg salah kurikulum ini.

Dari 16 mata pelajaran yg katanya hebat tadi...dan sudah di standardisasi pula..., sayangnya tidak ada satupun pelajaran yg mengajari anak2 untuk MENGETAHUI DENGAN PASTI MANA YG SALAH DAN MANA YG BENAR, MANA YG HAK DAN MANA YG BATHIL. Jadi lengkaplah sudah penghancuran bangsa oleh kurikulum pendidikan ini.....

Tinggal tunggu waktu saja... negeri ini tercabik2, lihat saja daerah dan provinsi di Indonesia terus bermekaran tapi tidak menjadi bertambah baik melainkan hanya untuk menghabiskan anggaran dan memperluas lahan korupsi, bukan mustahil nanti provinsi2 ini suatu saat nanti akan menjadi negara baru di kawasan Indonesia.

Sy ingat dulu Michael Dove seorang Sosiolog dari Yale University, pernah bilang pada saya...., akar masalah bangsa Indonesia dan semua bangsa2 di dunia adalah PENDIDIKAN. Maju mundurnya suatu negara berbanding lurus dengan BAIK BURUKNYA SISTEM PENDIDIKAN.

Dia mengatakan bahwa Pendidikan adalah ibarat mesin produksi air mineral botol, jika air mineralnya dalam botol terdapat kotoran dan parasit, bisa dipastikan ada yg salah dengan mesin proses produksinya. Nah pilihannya adalah apakah kamu akan memperbaiki isi air dalam setiap botol...? atau memperbaiki atau bahkan mengganti mesin produksinya hingga hasilnya sesuai yg diharapkan.?

Inilah yg telah membuat saya pada akhirnya terjerumus di jalan yg benar...., keluar dari segala atribut yg pernah saya miliki sebelumnya untuk mengajak keluarga Indonesia kembali berpikir, Ada apa dengan Indonesia...? Ada apa dengan Prilaku Bangsa Indonesia...? Ada apa dengan prilaku anak ku? ada apa dengan 16 mata pelajaran di sekolah anakku...? dan bukannya selau duduk diam di depan TV untuk menunggu datangnya Sinetron "ADA APA DENGAN CINTA"?

Mari kita renungkan bersama untuk bisa memetik hikmah yg terkandung di dalamnya.

Ayah Edy
Penggagas dan Pendiri
INDONESIAN STRONG FROM HOME