Beberapa hari yang lalu saya naik angkot 05 dari terminal Depok menuju Citayam, dalam rangka berkunjung ke rumah kakak ipar saya, di angkot ini saya melihat kejadian yang sangat menggelitik pikiran saya, yang tidak pantas ditiru, bagaimana ceritanya chek it out...
Dari saya naik, di dalam angkot tersebut, tidak ada penumpang lain selain mertua saya, tidak begitu lama angkot itu menaikan lagi penumpang, seorang ibu muda dan anak laki-lakinya yang masih balita, anaknya kira-kira berumur 3-4 tahun lah, anaknnya cukup manis, putih dan kelihatan sehat, di tangan kanannya menggenggam sepotong pepaya potong yang masih dibungkus plastik..
Setelah angkot berjalan lagi, si ibu muda ini membantu anaknya membukakan separuh plastik yang membungkus pepaya di tangan anaknya, kemudian anaknya makan pepaya itu sampai setengah, terus terjadilah peristiwa yang tak patut di ajarkan pada anak kecil, ibu muda tadi menyuh anaknya membuang plastik bungkus pepaya itu sembarangan, anak itu pun melakukan apa yang di katakan ibunya, dengan membuang sampah begitu saja di lantai angkot, bahkan sisa pepaya yang tak di makan juga dilemparkan begitu saja di lantai angkot..
Saya cuma bisa memandingi anak beranak ini sambil membatin,"yha ampun bagaimana kota ini mau maju, bersih, sehat dan indah jika kesadaran warganya seperti ini", yang lebih parahnya itu diajarkan lagi ke anaknya yang masih balita, dimana anak-anak dalam rentang waktu seperti ini sedang kuat-kuatnya merekam dari segala macam hal yang di lihat dan di dengar dari lingkungan sekitar terutama orang tuanya..
Saya sudah bisa prediksi / lihat kelak kehidupan anaknya ini juga tak jauh dari ibunya yang suka membuang sampah sembarangan, jika anak ini di tanya kenapa membuang sampah sembarangan dia akan jawab " Ibu Gw yang mengajari membuang sampah sembarangan, Masalah gitu buat Lo.."
Sobat, taukan Anda bahwa membentuk karakter anak yang baik itu membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun, sedangkan mengajari anak berhitung cuma butuh waktu 3 bulan, so mari kita ajarkan anak kita dari sekarang dengan ahlak yang baik, caranya dengan menjadikan kita sebagai teladan, memberikan contoh yang baik secara konsisten, saya sendiri bila beli sesuatu di jalan sampahnya mending saya kantongin atau saya masukan ke dalam tas, lalu di buang di rumah, saya jadi ingat dengan keponakan saya yang masih duduk di TK B, jika bepergian sama bapaknya, puntung rokok bapaknya ini ia sampai bawa pulang, walaupun saya tidak setuju merokok di hadapan anak, karena lambat laun anaknya ini pasti jadi perokok juga, tapi pelajaran untuk tidak membuang sampah sembarangan sudah menjadi hal yang patut di tiru..
Ada pepatah jika kita bukan orang sembarangan makan jangan buang sampah sembarangan, minjam istilah pakar pendidikan Ayah Edy, ayoo.. membangan indonesia yang kuat mulai dari keluarga sendiri, kalu bukan sekarang kapan lagi, kalu bukan kita siapa lagi, kalu ada niat dan kemauankita pasti bisa...
Salam indonesia strong from home..
No comments:
Post a Comment