Saturday, August 8, 2020

KETAKUTAN ITU MEMBUNUH

*Ketakutan Itu Membunuh*
Setiap perilaku bermasalah ada rasa ketakutan yang menjadi dasar emosi negatifnya.

Saya pernah mengalaminya, kira-kira thn 2005 ketika saya menjadi MC sebuah acara interactive, ketika saya berdiri di depan panggung: tangan dan badan gemetar, berbicara terbata-bata, perut sakit melilit dan keringat dingin mengucur keluar. Padahal sebelumnya sudah latihan dan gladi resik. Acara berjalan sampai akhir terasa menjadi siksaan bagi saya 
Apa yg sebenarnya saya alami? 
Waktu itu saya tak tahu, tak paham apa yg terjadi. Pernahkah hal sejenis ini terjadi pd anda?

Baru belakangan saya pahami, bhw setiap perilaku bermasalah ada rasa ketakutan yg menjadi dasar emosi negatifnya. Setelah mendapatkan pengetahuan tentang hal ini ternyata itu adalah dorongan rasa takut yg muncul dalam bentuk-bentuk perilaku menyiksa seperti itu.

Rasa takut tidak suksesnya acara, yang dipicu oleh tekanan dari pimpinan acara yang masuk ke kesadaran level ketakutan (angka 100 menurut Hawkins) menambah timbunan perasaan takut lainnya yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu, tekanan dari pimpinan acara itu juga memicu emosi yang sejalan dengan ketakutan itu dalam bentuk memberontak dan melawan perintahnya. Jadilah hasilnya perilaku yg membunuh acara tersebut.

Ketakutan menimbulkan emosi negatif itu baru bisa ditangani ketika saya sadar atas apa yang terjadi, dan atas perasaan2 yang mendorong fenomena dan perilaku yang tak diinginkan tersebut.

Saya menyadari, bukan pimpinan acaralah yg menyebabkan perilaku ketakutan itu tetapi perasaan takut yang tertanam di dalam diri yang menjadi penyebabnya. 
Ketika saya menyadarinya dan kemudian mengamati emosi ketakutan yg terjadi di dalam diri...eh rasa takut itu bisa mereda bahkan menghilang. 

Jadi menghadapi rasa takut itu kuncinya: menyadarinya. Menyadari apa yang ada di balik kejadian yang menimbulkan emosi ketakutan dan ambillah jarak dengannya. 
Jadilah pengamat akan emosi ketakutan itu untuk kemudian mengijinkannya larut sehingga tak mengganggu diri lagi.

oleh Syarif

No comments: