Monday, May 17, 2010

Pemetaan Multiple Intelligence

Barangkali di masa masa yang lalu, kecerdasan akademik dianggap hal yang paling menentukan keberhasilan seseorang. Seorang murid atau mahasiswa dinilai cerdas apabila ia mempunyai prestasi akademik yang tinggi, jika siswa ukurannya adalah nilai NEM, UN yang tinggi, maka mahasiswa ukurannya adalah IPK yang tinggi, kecerdasan akademik begitu mendominasi dunia pendidikan di indonesia, sehingga prestasi murid hanya dinilai dari prestasi akademiknya, prestasi akademik pun hanya dinilai dari satu sudut pandang saja, yaitu nilai akademik yang biasanya merupakan indikasi penguasaan ilmu secara teoritik dan praktek yang sangat terbatas, padahal masih banyak lagi prestasi akademik lainnya yang seharusnya dimasukkan ke dalam ukuran prestasi akademik seperti kemampuan menulis karya ilmiah, kemampuan presentasi karya ilmiah, kemampuan berargumentasi dan lain lain, sayangnya ini semua tidak menjadi ukuran yang mutlak dalam menilai prestasi akademik seorang siswa atau mahasiswa.
Kita perlu pahami bersama bahwa yang dimaksud dengan KECERDASAN dalam konteks Multiple Intelligence adalah bukan kemampuan yang bagus hanya pada bidang-bidang yang bersifat AKADEMIS saja, melainkan pada semua bidang kehidupan. Karena pada dasarnya setiap anak di rancang oleh TuhanNya untuk mengisi berbagai bidang kehidupan yang berbeda dan spesifik yang menjadi keunggulannya, tidak terbatas hanya pada bidang / profesi yang sebagian besar kita kenal selama ini, yakni Dokter, Insinyur, Pilot, Presiden dan lain lain, melainkan jauh lebih luas lagi, itulah sebabnya mengapa dalam satu keluarga kita memiliki anak yang cendrung berbeda - beda dalam banyak hal, termasuk bidang - bidang yang diminatinya.
Zaman kita hidup sekarang ini tentunya sangat berbeda dengan zaman para orang tua kita hidup, sekarang mari renungkan sejenak kira kira akan seperti apakan zaman kita nantinya?
Tahun 2010 ini pasar bebas telah dibuka bagi seluruh dunia, jika dulu satu profesi  hanya di perebutkan oleh anak anak Indonesia dari sabang sampai merauke, saat pasar bebas ini bukan anak Indonesia saja yang memperebutkanya , suatu profesi yang sama akan di perebutkan oleh anak anak dari berbagai belahan dunia, mereka dengan mudahnya masuk dalam kancah kompetisi di tanah air kita. Apa yang terjadi jika kita tidak mulai merencanakan sukses hidup kita sejak dini, liatlah ke negara tetangga seperti malaysia, singapura, India, Australia, pendikdikan merka jauh lebih baik dari negara kita, sederhananya kita dapat mengambil ukuran dari posisi ekport import tenaga kerja Indonesia dengan negara asing, jika kita mengirim tenaga kerja ke singapura atau ke hongkong misalnya, tenaga kerja apakah yang merka perbutkan disana? sebaliknya jika orang asing yang masuk ke Indonesia posisi seperti apakah yang ia dapatkan di Indonesia? Jadi jelas nasib anak anak bangsa ini di tentukan oleh keputusan kita sebagai generasi dan keputusan orang tua sebagai pendukung.
Pertanyaanya adalah mampukah kita yang sekarang ini yang sudah duduk di bangku kuliah ini untuk menjadi pemenang di kancah kompetisi pasar bebas ini, memeng perencanaan sukses hidup idealnya dilakukan semenjak dini sejak kita memasuki bangku sekolah, tapi tidak masalah, tidak ada kata terlambat untuk merencanakan sukses hidup, saya teringat Kolonel Sanders penemu Ayam Goreng KFC yang mendunia itu baru memulai sukses hidupnya di bidang masak-memasak di usianya yang ke 65 tahun, jadi tidak ada kata terlambat untuk memulai merencanakan sukses hidup kita dari sekarang. Bersambung ke bagian  empat Memaknai arti Sukses

No comments: