Coba amati anggota keluarga kita,pastilah minat dan bakatnya berbeda-beda walau pun kita masih dilahirkan dari Bapak dan Ibu yang sama kita memiliki kecerdasan atau bakat dan juga minat yang berbeda-beda seperti yang sudah saya jelaskan di awal pada bab
Pengertian Multiple Intelligences.
Pernakan terfikir dari manakah minat dan bakat itu berasal? Minat-minat itu sesungguhnya adalah titipan Tuhan dalam diri anak,minat sekaligus juga petunjuk awal bagi para guru dan orang tua yang memahaminya,ya petujuk untuk menggali dan mememukan potensi unggul anak.
Membuat daftar Minat dan Bakat
Proses pencarian ini akan sangat berbeda antara satu anak dengan lainnya, bisa memakan waktu mulai 1 tahun hingga 12 tahun. Tergantung pada banyaknya Stimulasi yang diberikan.Tapi jika kita sudah menemukannya, maka segeralah kita memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan yang tepat.
Salah satu contoh konkret di Indonesia adalah Kevin Suherman, putera dari Priyatna Suherman. Pada usia 6 tahun Kevin sudah menunjukkan minatnya yang besar pada bidang seni musik klasik. Dan Priyatna Suherman dengan berani memfasilitasi Kevin untuk hanya fokus mempelajari Musik Klasik dengan Piano. Dalam usia 12 tahun, Kevin sudah menjadi Pianis Cilik Kelas Dunia yang berhasil memegang Rekor Muri, memainkan 30 lagu klasik tanpa partitur. Dan kini Kevin mendapatkan Bea Siswa Penuh dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan sekolah Bahasa dan Musik di negeri Kanguru tersebut.
Demikian juga yang terjadi pada Maria Sharapova, petenis puteri dunia. Maria yang pada waktu itu masih berusia 6 tahun dan tinggal di Rusia, tanpa sengaja suatu ketika Martina Navratilova (mantan petenis dunia) berkunjung ke sekolahnya, melihat bakat yang luar biasa pada anak ini ketika ia bersekolah dasar. Kemudian Martina menawarkan orang tuanya untuk di ijinkan membawa Maria Sharapova melanjutkan sekolahnya di sekolah Tenis Bollitary di Amerika Serikat. Singgkat cerita Maria Sharapova bersekolah di AS, dan pada usia 15 tahun Maria Sharapova sudah menjadi juara Tennis Japan Open dan pada usia 17 tahun berhasil menjadi juara Tennis Wimbledon.
Ini adalah sebagian kecil dari contoh aplikasi konsep penggalian “Kecerdasan” anak dengan berbasiskan Multiple Intelligence. Mungkin bagi kita dan para orang tua Indonesia masih terasa asing dengan konsep ini, akan tetapi di belahan dunia lain dan khususnya di negara-negara maju, para orang tua disana mulai mengarahkan masa depan anaknya dengan menggunakan pola dan konsep ini.
Setelah kita mengetahui berbagai kecerdasan yang dimiki setiap manusia, maka selanjutnya kita harus mengetahui juga kecerdasan yang kita miliki itu cocoknya dengan profesi apa, seberapa besar minat kita, dan seberapa kuat konsistensi kita untuk melakukanya, buatlah paling tidak 10 profesi atau kegiatan yang menarik minat kita.
Setelah itu berikan penilaian atau scoring dari 10 bidang yang kita minati tersebut dengan cara memberikan angka 10 untuk yang paling diminatinya.
Contoh.
No Bidang yang diminati Skor minat Skot Bakat Skor Konsistensi
1 Musik 9 5 6
2 Program Komputer 10 9 9
3 Sepak Bola 9 6 7
No comments:
Post a Comment